Teknik Rahasia Menjinakkan Burung Perkutut

Konten

Teknik Rahasia Menjinakkan Burung Perkutut

Burung perkutut adalah jenis burung kicau yang sangat terkenal di Indonesia. Selain karena suaranya yang merdu, burung perkutut juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran.

Burung perkutut umumnya dipelihara untuk dijadikan sebagai burung hias, atau sebagai burung lomba. Dalam perlombaan, burung perkutut akan dinilai berdasarkan kualitas suara dan tampilan fisiknya.

Namun, karena tingginya nilai jual burung perkutut, beberapa orang juga memanfaatkannya sebagai objek perdagangan ilegal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak membeli burung perkutut yang berasal dari perdagangan ilegal, dan memastikan bahwa kita hanya membeli burung yang didapatkan dari peternak yang terpercaya dan legal.

Teknik Rahasia Menjinakkan Burung Perkutut – Perkutut hutan bakalan sangat liar sifatnya. Penjinakannya membutuhkan keuletan dan kesabaran yang tinggi, kalau ingin jadi burung peliharaan yang rajin berbunyi.

Teknik Rahasia Menjinakkan Burung Perkutut

Perkutut hutan bakalan adalah perkutut yang diperoleh dari hasil tangkapan di hutan. Umumnya berupa burung muda yang sudah agak dewasa. Burung itu ada yang sudah “bocor” atau rajin manggung lebih dikenal dengan “gacor” kalau sekarang dan rajin manggung, tetapi umumnya masih berupa bakalan yang belum bisa berbunyi.

Perkutut hutan bakalan berbeda sifatnya dengan perkutut bakalan muda hasil ternak. Burung bakalan hasil ternak cenderung jinak dan cepat akrab dengan pemiliknya, sebaliknya perkutut hutan bakalan sangat binal dan penakut, karena masih liar. Agar akrab dan tidak takut didekati orang, proses adaptasi dan penjinakkannya membutuhkan waktu yang cukup lama.

Sabar Merawat dan Menyayangi

“Paling cepat membutuhkan waktu tiga tahun untuk merawat perkutut hutan bakalan itu,” ujar Sudirman, penggemar dan peternak perkutut di Yogyakarta. Menurutnya, agar lekas jinak, tigak canggung, atau tidak takut manggung, burung itu harus dirawat dan dilatih secara teratur. Dengan sabar pemilik harus melakukan pendekatan yang penuh kasih sayang.

Keakraban itu akan cepat terjalin, kalau perkutut diberi nama dengan panggilan yang terdengar manis dan menarik. Setiap hari, sebelum diberi makan, namanya dipanggil-panggil dahulu dengan nada yang lembut, sambil kita ketheki jari tangan untuk menarik perhatiannya. Dengan demikian akan terjadi komunikasi, hubungan batin, antara pemilik dengan burung peliharaannya itu. Maksudnya agar perkutut cepat kenal dengan pemiliknya.

Makanan perkutut hutan bakalan yang belum berbunyi adalah gabah campur jewawut. Kalau burungnya sudah mulai berbunyi, makanannya diganti ketan hitam campur jewawut. Minumannya cukup air tawar yang bersih saja, dan boleh diberikan sepuasnya.

Latihan Mental

Kalau burung sudah tidak begitu liar dan penakut, ia bisa mulai dilatih. Latihan dilakukan setiap hari, atau paling tidak dua hari sekali kalau udara cerah. latihan dimulai pukul 7.00 pagi sampai dengan pukul 12.00 siang. Latihan dilakukan dengan menggantang perkutut di atas kerekan bambu di tempat terbuka.

Perkutut hutan bakalan yang belum berbunyi itu jangan digantang terlalu jauh dari perkutut lain yang sudah pandai manggung. Menggantang perkutut hutan bakalan ini di tempat yang agak ramai pun tidak menjadi masalah, asal aman. Tempat menggantang serupa itu masih bisa dimanfaatkan untuk proses penyesuaian lingkungan sekitar, sekaligus untuk latihan mental.

Agar bulunya bersih dan tidak terserang kutu, sebulan sekali perkutut harus dimandikan. Burung diperlakukan dengan manis ketika akan dipegang agar ia tidak takut. Bulu badannya kemudian dielus-elus agar tenang ketika akan dimandikan. Perlakuan yang penuh kasih sayang membut burung tidak berontak ketika dicelupkan ke dalam air ketika dimandikan.

Kalau Sudah Manggung

Menurut Sudirman, perkutut hutan bakalan seruppa itu baru akan berbunyi setelah tiga tahun dipelihara dan dilatih secara teratur. Hanya saja, suaranya belum bagus bunyinya. Tiga tahun berikutnya kalau dilatih teratur, bunyi suaranya baru berubah. Namun baru tiga tahun berikutnya lagi suaranya menjadi konstan. Jadi untuk memperoleh perkutut yang rajin manggung dengan irama teratur dibutuhkan waktu sembilan tahun masa pemeliharaan dan latihan, terutama untuk perkutut hutan bakalan yang belum berbunyi.

Perkutut hutan bakalan yang sudah manggung sebaiknya jangan langus dijinakkan, kalau burungnya itu betul-betul baru saja ditangkap. Biarkan ia bebas leluasa menghuni sangkarnya yang baru. Jangan diganggu, agar tenang dan tidak stress karena ketakutan. Setelah emrasa kerasan dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, sehat kondisinya, dan merasa aman, pasti burung itu akan manggung dengan sendirinya sebgai ungkapan rasa bahagianya.

Nah inilah informasi tentang Teknik Rahasia Menjinakkan Burung Perkutut. baca juga Rahasia Teknik Ternak Burung Walet